Tuesday, 10 July 2012

Surat Ibnu Al-Arabi Kepada Al-Razi


Surat Ibnu Al-Arabi Kepada Al-Razi
Semoga Allah Swt. Memberikan taufik kepada kita, khususnya kepada anda. Ketahuilah wahi saudarku! Bagi kami, seseorang belum bisa dikatakan sempurna peringkat keilmuannya, sebelum ilmunya itu datang langsung dari Allah Swt. Tanpa ada perantara, baik itu dari menukil maupun dari seorang guru. Karena seseorang yang ilmunya diperoleh dari menukil atau dari seorang guru, sesungguhnya ia hanya memperoleh ilmunya dari segala hal yang baru. tentu ini merupakan suatu yang cacat bagi kami.
Seseorang yang menghabiskan umurnya untuk mengetaui segala hal yang baru dan segal tetek-bengeknya, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh bagian dari Tuhannya. Karena ilmu-ilmu yang berkaitan dengan segala hal yang baru hanya akan menghabiskan umur seseorng untuk mengetahui hal-hal itu saja dan ia tidak akan mampu mencapai hakikat yang sesungguhnya.
wahahi saudaraku! Andai saja anda mau menempuh jalan tasawuf dibawah bimbingan seorang guru sufi niscaya guru anda itu akan menghantarkan anda  sampai pada tingkat penyaksian kebenaran yang hakiki. Yaitu Allah. Anda akan bisa langsung mengambil pengetahuan tentang segal sesuatu darinya melalui  jalan ilham, dengan tanpa lelah, capek, dan jaga. Seperti hanya apa yang diperoleh Al-Khidhir.
Kerena, bagi kami, tidaklah dikatakan seuatu pengetahuan, Apabila sesuatu pengehuan itu diperoleh hanya melalui peroses penalaran, pemikiran, hipotesa, dan aksoma. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh melaui Kasyf (pembukaan tirai yang memisahkan antara hamba dan penciptnya) dan Syuhud (penyaksian terhadap hakikat kebenaran).
Suatau waktu, seorang guru agung, Abu Yazid Al-Busthami, mengatakan kepada para ulama yang semasa dengannya, “anda semua mempeoleh pengetahuan dari para ulama dengan berpegang pada apa yang berada dalam teks buku. Mereka akan mati dan memperoleh pengetahuan dari manusia-manusia yang telah mati. Sedangkan kami memperoleh pengetahuan dari Zat yang hidup dan tidak akan mati.”
Wahai saudaraku! Sudah sepantasnyalah kiranya anda tidak mencari lagi pengetahuan kecuali pengetahuan yang bisa menyempurnakan diri anda disamping pengetahuan itu sendiri akan bisa mengikuti anda dimana pun anda berada. Pengetahuan seperti ini hanya bisa kita dapat dari pengetahuan tentang Allah Swt. (al-‘ilm billah ). Dengan metode Wahb ( penganugerahan ) dan Musyahadah (penyaksian).
Pengetahuan anda tentang kedokteran, misalnya, akan hanya dibutuhkan ketika anda bereda di dunia penyakit. Ketika anda berallih kedunia lain yang tidak ada kaitannya dengan penyakit, maka tidak akan ada lagi yang membutuhkan terapi dengan bantuan ilmu kedokteran anda itu.
Wahai saudaraku! Tentu anda sudah tahu bahwa tidak sepantanya bagi seorang yang berakal meperoleh sauatu pengetahuan, kecuali pengetahuan yang bisa dibawanya ke alam barzaskh dan bukan pengetahuan yang akan ditinggalkannya ketika ia akan berpindah ke alam akhirat. Dan, pengetahuan seperti ini hanya akan bisa didapat hanya dari dua sumber. Pertama, penegetahuan tentang Allah Swt. (al-‘ilm billah ); dan kedua, pengetahuan tentang lokasi-lokasi yang ada di akhirat (al-ilm bi mawathin al-akhirat). Dengan dua pengetahuan ini, seseorang tidak akan lagi mengingkari adanya penampakan-penampakan (tajalliyat) yang terjadi kelak di akhirat. Sehingga ketika Allah Swt. Menampakkan diri di hadapanya nanti ia tidak lagi mengatakan, “kami berlingung kepada Allah Swt. Darimu,” sebagaimana hal ini pernah dijelaskan dalam sebuah riwayat.
Wahai saudaraku! Sebaiknya anda dapat membuka tirai dua pengetahuan ini selama anda masih berada di dunia, agar anda dapat menuai buahnya kelak di akhirat nanti. Anda sepantasnya tidak lagi mencari pengetahuan-pengetahuan yang tidak anda perlukan dalam proses perjalan anda menuju Allah Swt. Dengan bantuan term dan cara yang dipergunakan dalam dunia komunitas sufi. Cara membuka tirai dua pengehuan ini tidak ada yang lain kecuali dengan cara melakukan Riyadhah ( pelatihan diri), Khalwah (pengasingan diri), musyahadah ) penyaksian diri), Al-jadzb al-ilahi (ketertarikan ketuhanan)
Wahai saudaraku! Sesungguhnya saya ingin menjelaskan pada anda tentang apa itu Khalwah, bagaimana persyaratan-persyaratannya, dan hal-hal yang akan nampak pada anda ketika berkahlwah, secara berurutan dan setahap demi setahap. Namun sayang sekali itu tidak mungkin saya lakukan, karena waktunya kurang tepat. Yang saya masudkan dengan “waktunya kurang tepat” adalah  “adanya beberapa orang yang kurang mendalami rahasia-rahasia syariat dan hanya gemar berdebat. Bahkan anehnya, mereka mengetahui, bahwa mereka ini telah diracuni sikap fanatisme, gemar populer, cinta kekuasaan, dan mencari makan dengan dalih agama. Sehingga mereka menolak untuk mengapresiasi apa yang disampaikan komunitasa sufi, apalagi memberikan penghormatan pada mereka.”
Date : 18/12/2011
Dikutif Langsung Dari Buku Beranda Sang Sufi hal. 283-286 di terbitkan oleh: Penerbit Al-hikmah Cetakan 1 Maret/Al-Muharram 1924

No comments: